AV-Banda Aceh: Para duta besar negara-negara anggota Uni Eropa mengunjungi Aceh untuk melihat langsung perkembangan Aceh pasca sepuluh tahun bencana tsunami, Senin (17/6).
Dalam kunjungannya para duta besar juga membahas sejumlah persoalan dengan Pemerintah Aceh terkait isu hak asasi manusia, lingkungan serta penerapan syariat islam.
Pemerintah negara-negara Uni Eropa merasa penting mengetahui perkembangan Aceh karena mereka telah lama menjadi mitra Pemerintah Aceh, dengan mendanai sejumlah program rekonstruksi pasca tsunami, penguatan perdamaian, serta perlindungan dan pelestarian alam Aceh.
Dalam konfrensi pers di Museum Tsunami Banda Aceh,usai menemui Gubernur Aceh dan sejumlah tokoh, Olof Skoog, Duta Besar Uni Eropa menyatakan, dibidang perdamaian Uni Eropa tidak akan turut campur terkait hal-hal yang belum terimplementasi. Ia menyarankan agar pemerintah Indonesia dan Aceh terus bersama-sama berupaya menjaga perdamaian.
Dalam pertemuan dengan pemerintah Aceh, para Duta Besar negara Eropa juga membahas bagaimana menjaga kelangsungan pelestarian sumber daya alam Aceh yang fantastis.
Pelaksanaan syariat Islam di Aceh juga mendapatkan kritikan para duta besar. Pada pemerintah Aceh disarankan agar menerapkan syariat yang lebih toleran pada non muslim, serta mengutamakan hak asasi kaum perempuan yang selama ini dinilai diskriminatif. (Maimun Saleh)
.jpg)
