AV- Banda Aceh: Gerakan masyarakat melawan gelap menggelar aksi unjukrasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh. Mereka menuntut Perusahan Listrik Negara (PLN) untuk segera menyelesaikan permasalahan pemadaman listrik di Aceh. Akibat pemadaman listrik, sejumlah barang elektronik rusak dan menghambat usaha mikro masyarakat.
Dengan membawa sejumlah poster yang berisi kecaman terhadap kinerja PLN. Secara bergantian warga menyampaikan aspirasi dan kecamanan terhadap PLN. Mereka juga membawa sejumlah barang elektronik yang sudah rusak, sebagai bentuk protes karena seringnya pemadaman listrik.
Dalam orasinya, Gerakan masyarakat melawan gelap Abdul Azis menyebutkan, setidaknya 9.447 Kepala Keluarga miskin di Banda Aceh harus mengeluarkan biaya tambahan Rp 10.000 rupiah setiap malam untuk membeli lilin. Jika pemadaman listrik terjadi selama 15 hari, maka sedikitnya kerungian masyarakat di banda aceh mencapai Rp 1,4 milyar.
Selain itu, pemadaman listrik juga mengakibatkan kerungian materil seperti kebakaran yang diakibat oleh konsleting listrik, terganggunya perekonomian masyarakat karena seringnya terjadi pemadaman listrik. Akibat listrik, setidaknya telah menghaguskan 18 unit rumah di Beurawe, Banda Aceh.
Terkait krisis listrik, Pemerintah Aceh diminta mengambil sikap tegas terhadap PLN karena telah merugikan masyarakat banyak. (Ferdian Ananda)